WAKIL Bupati Bulukumba, Syamsuddin, membuka acara
Sosialisasi Buku Gerakan Pencegahan Narkoba dan Penularan HIV-AIDS Tingkat
Pelajar se-Sulawesi Selatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Kelompok Relawan
Antisipasi AIDS (KRA-AIDS) Indonesia kerjasama dengan KPA Bulukumba, di Aula
Kantor Dinas Kesehatan Bulukumba, Sabtu, 20 Oktober 2012.
(Foto: Humas Pemkab
Bulukumba)
105 Penderita AIDS di Bulukumba, 3 Meninggal, 3 Waria, 2 Bayi
Jumlah penderita HIV-AIDS di Kabupaten Bulukumba tergolong tinggi. Data yang
dikumpulkan sejak 2008 hingga Juni 2012, sudah tercatat sebanyak 105 warga
"Butta Panrita Lopi" yang terdeteksi menderita penyakit HIV-AIDS.
Dari 105 penderita tersebut, tiga di antaranya sudah meninggal dunia, tiga
penderita waria, dan dua pendeita masih bayi. Hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa penyebab penularan umumnya dari narkoba, jarum suntik, dan hubungan
seksual.
Data tersebut terungkap dalam Sosialisasi Buku Gerakan Pencegahan Narkoba dan
Penularan HIV-AIDS Tingkat Pelajar se-Sulawesi Selatan yang dilaksanakan oleh
Yayasan Kelompok Relawan Antisipasi AIDS (KRA-AIDS) Indonesia kerjasama dengan
KPA Bulukumba, di Aula Kantor Dinas Kesehatan Bulukumba, Sabtu, 20 Oktober
2012.
Sekretaris Komisi Penanganan AIDS, Fahmi, juga pernah mengungkapkan data
tersebut saat berbicara pada Seminar Penanggulangan HIV-AIDS, yang
diselenggarakan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), di Aula Kantor
Dinas Kesehatan Bulukumba, Juli 2012.
Berbicara di hadapan puluhan guru dan kepala sekolah SMP dan SMA se-Kabupaten
Bulukumba, Sabtu, 20 Oktober 2012, narasumber dari KRA-AIDS Indonesia Zulkifli
Amin, mengungkapkan bahwa Bulukumba sekarang berada pada peringkat ke delapan
jumlah penderita HIV-AIDS dari 24 kota dan kabupaten di Sulawesi Selatan.
“Syukurlah Bulukumba sekarang pada posisi peringkat ke delapan dimana
sebelumnya berada pada peringkat ketiga se Sulawesi Selatan” ujarnya
Menurut Zulkifli, salah satu upaya penggulangan bahaya HIV AIDS adalah
mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh penderita itu sendiri. Ketika
mereka sudah teridentifikasi dan terindikasi kena HIV maka semua pihak harus
melakukan antisipasi agar penderita tersebut mendapatkan perawatan, sehingga
juga dapat mencegah terjadinya penularan.
Secara pribadi, Zulkifli mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan
oleh KPA Bulukumba, karena ada kemajuan dalam pencegahan penularan HIV-AIDS di
Bulukumba.
"Dalam gerakan pencegahan dan penanggulangan narkoba ini, Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) sangat penting, tinggal bagaimana mengembangkannya
sesuai dengan kondisi lingkungan kita berada atau muatan lokal," tuturnya.
Dirinya sepakat dengan peserta yang mengusulkan agar setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh sekolah-sekolah seperti perkemahan, sedapat mungkin memiliki
materi seputar narkoba, baik melalui lomba cerdas cermat, maupun lomba pidato.
Wakil Bupati Bulukumba yang juga adalah Ketua KPA Bulukumba, Syamsuddin, saat
membuka acara sosialisasi tersebut, mengajak semua pihak untuk berkomitmen dan
bertindak-nyata dalam upaya menyelamatkan para generasi muda.
"Narkoba tidak hanya merusak kesehatan, namun juga akan merusak mental
para anak-anak muda. Orang yang terlibat narkoba, apalagi sudah terkena
HIV-AIDS, adalah orang yang tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Apa yang bisa
diharapkan dari generasi muda seperti itu untuk dapat melanjutkan estafet
pembangunan," paparnya.
Dalam upaya penyuluhan narkoba di kalangan pelajar, Syamsuddin mengharapkan
disesuikan dengan kondisi tumbuh-kembang anak-anak atau disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
"Orang tua atau para guru tidak mesti melakukan dengan cara ceramah saja,
namun bisa melalui kegiatan-kegiatan yang disenangi oleh para remaja, seperti
lomba menyanyi atau lomba grup band antar pelajar. Pada kegiatan seperti itulah
dimasukkan kampanye-kampanye anti narkoba. Namun yang tidak kalah pentingnya
adalah melakukan pembinaan terus menerus oleh orang tua kepada anak-anaknya,
tidak boleh tanggung jawab pembinaan itu dilimpahkna sepenuhkan kepada guru di
sekolahnya," urai Syamsuddin.
Buku Gerakan Pencegahan Narkoba dan Penularan HIV AIDS Tingkat Pelajar
se-Sulawesi Selatan, diterbitkan oleh Biro Nafza dan HIV-AIDS Sekretariat
Provinsi Sulawesi Selatan. Buku itu merupakan panduan yang menjadi
referensi bagi pihak sekolah dalam upaya melakukan penyuluhan atau advokasi
pencegahan terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.
(asnawin)
( Sumber : http://kabupatenbulukumba.blogspot.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar