Jumat, 02 Agustus 2013

Sahabat

Ahhh…
Malam ini semakin dingin…
Tubuhku berteriak kedinginan
Tanda malam sukses menunaikan kewajibanya

Malam ini aku belum melihat…
Melihat… akan kedatangan sosok sahabat.
Sahabat  malaikat yang membawakan pena
Pena yang membawa goresan perubahan
Dari kepalsuan yang aku dapatkan

Kali ini,  Bukan malaikat yang bersayap
Tapi…
malaikat yang bertanduk
Kejam, keji, dan seram…
Kekejamanya akan memotong, merobek perutnya yang buncit…
Kekejianya akan membakar, lalu menghisap otaknya yang penuh ambisi
Dan wajahnya yang  seram  akan menghantui tidurnya yang lelab, kekenyangan
Yah…h…h… indah sekali…

Jika…malaikat itu tuntas melaksanakan do’aku…
Akan kuberi sebatang rokok…
Kuhisap berdua…
Dan saling tukar rencana, cita-cita, dan harapan…
Rokok itu akan kujadikan tanda persahabatan untuk membakar gubuk dan menyulapnya….
Abra…kadabra…jadi gedung
yah…h…h… asyik sekali…
senang rasanya…

Aku yakin, ambisiku ini akan sukses…
Sukses sekali…
Setelah itu…aku akan melayangkan proposal ke tuhan…
Akan kubangun surga di tanah yang subur ini…
Dan berjalan melewati hari penuh dengan kebahagiaan
hari-hari yang indah sekedar ucapan itu akan sirnah.
teriakan yang meradang itu semakin hilang berlahang

ahh…h…h…
akankah aku berjalan menuju langit
padahal dilangit tidak ada apa-apa, tidak ditemukan apa-apa
kecuali kekosongan yang nihil.
Oh…h…h…sahabatku…
Entah kapan engkau datang…

Bulukumba, 30 Juli 2013




Tidak ada komentar:

Posting Komentar