Ahhh…
Malam ini semakin dingin…
Tubuhku berteriak kedinginan
Tanda malam sukses menunaikan kewajibanya
Malam ini aku belum melihat…
Melihat… akan kedatangan sosok sahabat.
Sahabat malaikat yang
membawakan pena
Pena yang membawa goresan perubahan
Dari kepalsuan yang aku dapatkan
Kali ini, Bukan
malaikat yang bersayap
Tapi…
malaikat yang bertanduk
Kejam, keji, dan seram…
Kekejamanya akan memotong, merobek perutnya yang buncit…
Kekejianya akan membakar, lalu menghisap otaknya yang penuh
ambisi
Dan wajahnya yang seram
akan menghantui tidurnya yang lelab, kekenyangan
Yah…h…h… indah sekali…
Jika…malaikat itu tuntas melaksanakan do’aku…
Akan kuberi sebatang rokok…
Kuhisap berdua…
Dan saling tukar rencana, cita-cita, dan harapan…
Rokok itu akan kujadikan tanda persahabatan untuk membakar
gubuk dan menyulapnya….
Abra…kadabra…jadi gedung
yah…h…h… asyik sekali…
senang rasanya…
Aku yakin, ambisiku ini akan sukses…
Sukses sekali…
Setelah itu…aku akan melayangkan proposal ke tuhan…
Akan kubangun surga di tanah yang subur ini…
Dan berjalan melewati hari penuh dengan kebahagiaan
hari-hari yang indah sekedar ucapan itu akan sirnah.
teriakan yang meradang itu semakin hilang berlahang
ahh…h…h…
akankah aku berjalan menuju langit
padahal dilangit tidak ada apa-apa, tidak ditemukan apa-apa
kecuali kekosongan yang nihil.
Oh…h…h…sahabatku…
Entah kapan engkau datang…
Bulukumba, 30 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar